Instalasi Nuklir Iran [Foto Republika] |
TEHERAN - Teka-teki soal pembunuhan pejabat nuklir Iran kini mulai menemui titik terang. Republik Islam Iran telah menangkap beberapa tersangka pembunuhan tersebut.
Ketua Majlis (parlemen) Iran, Ali Larijani, mengatakan kepada Al-Alam bahwa penyelidikan kini sedang dilakukan untuk memperjelas identitas tersangka pembunuhan pejabat nuklir iran. Dia menuduh Israel berada di balik tindakan teror. ''Iran tidak akan tinggal diam. Iran akan merespon Israel dengan cara yang tepat,'' kata Larijani.
Mostafa Ahmadi-Roshan (32 tahun), wakil kepala bagian pengayaan komersial situs nuklir Natanz Iran, tewas dalam serangan bom mobil di utara Teheran pada Rabu lalu. Media Iran melaporkan bahwa Kementerian Luar Negeri Iran mengirim surat protes kepada pemerintah Amerika Serikat. Surat itu menyatakan bahwa Badan Intelijen Pusat AS (CIA) berada di balik serangan teroris baru-baru ini yang menyebabkan meninggalnya pejabat nuklir Iran itu.
Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, membantah bahwa Amerika Serikat terlibat dalam pembunuhan seorang staf nuklir Iran. "Saya ingin tegas menyangkal keterlibatan apapun Amerika Serikat dalam setiap jenis tindak kekerasan di Iran," kata Hillary.
Mostafa Ahmadi-Roshan (32 tahun), wakil kepala bagian pengayaan komersial situs nuklir Natanz Iran, tewas dalam serangan bom mobil di utara Teheran pada Rabu lalu. Media Iran melaporkan bahwa Kementerian Luar Negeri Iran mengirim surat protes kepada pemerintah Amerika Serikat. Surat itu menyatakan bahwa Badan Intelijen Pusat AS (CIA) berada di balik serangan teroris baru-baru ini yang menyebabkan meninggalnya pejabat nuklir Iran itu.
Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, membantah bahwa Amerika Serikat terlibat dalam pembunuhan seorang staf nuklir Iran. "Saya ingin tegas menyangkal keterlibatan apapun Amerika Serikat dalam setiap jenis tindak kekerasan di Iran," kata Hillary.
Beberapa ilmuwan nuklir Iran telah dibunuh dalam beberapa tahun terakhir ini. Iran menuduh Amerika Serikat, Inggris serta Israel berada di balik serangan itu.