MENLU Australia Bob Carr [foto ABC] |
CANBERRA - Australia mendesak dilakukannya penyelidikan atas pembunuhan terhadap Ketua I Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Mako Tabuni. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr.
Namun Negeri Kanguru itu tidak dapat menyimpulkan apakah pasukan keamanannya terlibat dalam insiden tersebut. Carr tidak menampik bahwa pasukan keamanan Australia pada saat itu tengah melakukan pelatihan hak asasi manusia (HAM) bersama dengan pasukan keamanan Indonesia.
"Pasukan keamanan Australia tengah mengikuti pelatihan HAM bersama dengan pasukan keamanan Indonesi, namun mereka tidak menjalankan tugas sebagai pasukan kontra-terorisme dan Canberra menentukan batasan atas kegiatan mereka," tegas Carr, seperti dikutip AFP, Rabu (29/8/2012).
Dalam kesempatan yang sama Carr juga tidak dapat memastikan bahwa Densus 88 terlibat dalam kematian Tabuni. Namun ia menegaskan agar segera dilakukannya penyelidikan menyeluruh dan terbuka.
"Menurut kami cara terbaik untuk mengklarifikasi situasi ini adalah melakukan penyelidikan. Menurut kami Indonesia memiliki kepentingan dalam hal ini khususnya terkait catatan HAM mereka di Provinsi Papua," beber Carr.
"Desakan ini muncul dalam konteks Australia mendukung kedaulatan Indonesia atas Papua, namun pada saat yang bersamaan kami menegaskan hak kami sebagai mitra dan negara tetangga untuk mengangkat isu HAM. Posisi kami tegas bahwa Indonesia harus melakukan proses hukum secara terbuka untuk menangani berbagai pelanggaran," tegas Menlu Australia.
Mako Tabuni diketahui tewas pada 14 Juni lalu karena menderita dua tembakan di bagian pinggang dan paha. Ia diciduk polisi di lantai IV Rusunawa Perumnas III, Wana, Abepura.
Polisi menegaskan penembakan terhadap Mako dilakukan karena ia melawan petugas saat akan ditangkap. Petugas bahkan mendapati senjata api di tubuh korban.
Kepada media Australia para pendukungnya mengklaim, Mako ditembak mati oleh petugas yang berpakaian layaknya anggota Detasemen 88.
Mako Tabuni diduga kuat merupakan aktor di balik sejumlah teror penembakan yang terjadi di Jayapura. Sebelumnya, polisi juga menangkap dan telah menetapkan Ketua KNPB, Buchtar Tabuni, sebagai tersangka atas tindakan makar, serta terlibat di balik aksi penembakan.(rhs)
Namun Negeri Kanguru itu tidak dapat menyimpulkan apakah pasukan keamanannya terlibat dalam insiden tersebut. Carr tidak menampik bahwa pasukan keamanan Australia pada saat itu tengah melakukan pelatihan hak asasi manusia (HAM) bersama dengan pasukan keamanan Indonesia.
"Pasukan keamanan Australia tengah mengikuti pelatihan HAM bersama dengan pasukan keamanan Indonesi, namun mereka tidak menjalankan tugas sebagai pasukan kontra-terorisme dan Canberra menentukan batasan atas kegiatan mereka," tegas Carr, seperti dikutip AFP, Rabu (29/8/2012).
Dalam kesempatan yang sama Carr juga tidak dapat memastikan bahwa Densus 88 terlibat dalam kematian Tabuni. Namun ia menegaskan agar segera dilakukannya penyelidikan menyeluruh dan terbuka.
"Menurut kami cara terbaik untuk mengklarifikasi situasi ini adalah melakukan penyelidikan. Menurut kami Indonesia memiliki kepentingan dalam hal ini khususnya terkait catatan HAM mereka di Provinsi Papua," beber Carr.
"Desakan ini muncul dalam konteks Australia mendukung kedaulatan Indonesia atas Papua, namun pada saat yang bersamaan kami menegaskan hak kami sebagai mitra dan negara tetangga untuk mengangkat isu HAM. Posisi kami tegas bahwa Indonesia harus melakukan proses hukum secara terbuka untuk menangani berbagai pelanggaran," tegas Menlu Australia.
Mako Tabuni diketahui tewas pada 14 Juni lalu karena menderita dua tembakan di bagian pinggang dan paha. Ia diciduk polisi di lantai IV Rusunawa Perumnas III, Wana, Abepura.
Polisi menegaskan penembakan terhadap Mako dilakukan karena ia melawan petugas saat akan ditangkap. Petugas bahkan mendapati senjata api di tubuh korban.
Kepada media Australia para pendukungnya mengklaim, Mako ditembak mati oleh petugas yang berpakaian layaknya anggota Detasemen 88.
Mako Tabuni diduga kuat merupakan aktor di balik sejumlah teror penembakan yang terjadi di Jayapura. Sebelumnya, polisi juga menangkap dan telah menetapkan Ketua KNPB, Buchtar Tabuni, sebagai tersangka atas tindakan makar, serta terlibat di balik aksi penembakan.(rhs)
dilaporkan oleh : Khairisa Ferida