Warga Kota Emas Timika Papua |
Timika (ANTARA News) - Bupati Mimika, Papua, Klemen Tinal meminta masyarakat di wilayahnya untuk mengubah pola pikir yang selalu bergantung pada pemerintah dengan terus mengajukan usulan atau proposal guna meminta bantuan.
Berbicara kepada Antaranews di Timika, Rabu, Klemen Tinal mengatakan pada era saat ini masyarakat harus bisa mandiri secara ekonomi. Kehadiran pemerintah, katanya, hanya untuk mendampingi dan mendorong pembangunan yang bertumpu pada kekuatan masyarakat sendiri.
"Masyarakat harus mampu mengubah pola pikir. Sudah bukan waktunya lagi bawa-bawa proposal untuk minta-minta bantuan kepada pemerintah. Masyarakat harus mandiri," kata Klemen Tinal.
Ia mengatakan, dengan adanya pembentukan sejumlah distrik baru di pedalaman Mimika seperti Distrik Amar di Mimika Barat, Distrik Hoeya dan Alama di dataran tinggi Mimika yang merupakan pemekaran dari Distrik Jila maka harus diikuti dengan kesungguhan seluruh komponen masyarakat setempat untuk ikut aktif membangun daerah mereka.
Untuk mendorong percepatan pembangunan di distrik-distrik baru yang sulit dijangkau dengan sarana transportasi apa pun itu, maka tahun ini Pemkab Mimika telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan Lapangan Terbang (Lapter) Perintis di Hoeya, Kapiraya dan Alama.
Klemen Tinal juga meminta masyarakat Mimika yang berasal dari berbagai latar agama, suku, ras dan golongan agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan dalam semangat "eme neme yauware" (bersatu, bersaudara membangun).
Menurut Klemen Tinal, agar kehidupan masyarakat Mimika yang heterogen tersebut tetap harmonis maka tidak dibenarkan berkembang paham-paham keagamaan dan ideologi yang tidak menghargai perbedaan.
"Pandangan dan paham-paham yang bersifat ekstrim kiri dan kanan tidak boleh ada di Mimika karena hal itu tidak menghargai kasih dan hubungan yang harmonis antar sesama manusia," tutur Klemen Tinal.
Agar kondisi kamtibmas di Mimika bisa kondusif, Klemen Tinal mengimbau masyarakatnya untuk tidak mengonsumsi minuman keras (miras) beralkohol. Larangan konsumsi miras terutama ditujukkan kepada para pimpinan instansi dan kalangan PNS di lingkungan Pemkab Mimika.
Berbicara kepada Antaranews di Timika, Rabu, Klemen Tinal mengatakan pada era saat ini masyarakat harus bisa mandiri secara ekonomi. Kehadiran pemerintah, katanya, hanya untuk mendampingi dan mendorong pembangunan yang bertumpu pada kekuatan masyarakat sendiri.
"Masyarakat harus mampu mengubah pola pikir. Sudah bukan waktunya lagi bawa-bawa proposal untuk minta-minta bantuan kepada pemerintah. Masyarakat harus mandiri," kata Klemen Tinal.
Ia mengatakan, dengan adanya pembentukan sejumlah distrik baru di pedalaman Mimika seperti Distrik Amar di Mimika Barat, Distrik Hoeya dan Alama di dataran tinggi Mimika yang merupakan pemekaran dari Distrik Jila maka harus diikuti dengan kesungguhan seluruh komponen masyarakat setempat untuk ikut aktif membangun daerah mereka.
Untuk mendorong percepatan pembangunan di distrik-distrik baru yang sulit dijangkau dengan sarana transportasi apa pun itu, maka tahun ini Pemkab Mimika telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan Lapangan Terbang (Lapter) Perintis di Hoeya, Kapiraya dan Alama.
Klemen Tinal juga meminta masyarakat Mimika yang berasal dari berbagai latar agama, suku, ras dan golongan agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan dalam semangat "eme neme yauware" (bersatu, bersaudara membangun).
Menurut Klemen Tinal, agar kehidupan masyarakat Mimika yang heterogen tersebut tetap harmonis maka tidak dibenarkan berkembang paham-paham keagamaan dan ideologi yang tidak menghargai perbedaan.
"Pandangan dan paham-paham yang bersifat ekstrim kiri dan kanan tidak boleh ada di Mimika karena hal itu tidak menghargai kasih dan hubungan yang harmonis antar sesama manusia," tutur Klemen Tinal.
Agar kondisi kamtibmas di Mimika bisa kondusif, Klemen Tinal mengimbau masyarakatnya untuk tidak mengonsumsi minuman keras (miras) beralkohol. Larangan konsumsi miras terutama ditujukkan kepada para pimpinan instansi dan kalangan PNS di lingkungan Pemkab Mimika.
Sumber : Antara News