Protes Warga Turki beretnis Kurdi |
Warga Turki beretnis Kurdi melampiaskan kemarahan atas serangan udara militer Turki yang menewaskan 35 orang warga sipil Kurdi.
Mereka menggelar unjuk rasa di Istanbul, Jumat (30/12) malam, menyalahkan serangan itu sebagai bukti bahwa pemerintah Turki masih menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan persoalan Kurdi.
Amarah dan ratapan tangis keluarga para korban, seperti dilaporkan kantor berita AP, juga terlihat ketika proses pemakaman terhadap korban tewas serangan itu, yang sebagian adalah perempuan dan anak-anak.
Dalam demonstrasi di Istanbul, salah-seorang pengunjuk rasa, Yilmaz Bektas, mengatakan bila rekonsiliasi dengan kelompok pemberontak Kurdi tidak tercapai, maka "kejadian serangan udara seperti itu akan terus berulang."
Sambil membawa poster dan spanduk, para pendemo juga menganggap pemerintah dan militer Turki harus bertanggungjawab atas insiden tersebut.
"Tanggung jawab tidak hanya pada pundak pimpinan militer... Ini adalah rencana bersama antara pemerintah Turki dan pimpinan militer. Mereka menjalankan rencana ini bersama-sama. Ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, "kata Leman Yurtsever, salah-seorang pengunjukrasa.
Dalam sebuah pernyataan email, kelompok pemberontak Kurdi, PKK, menyebut insiden serangan udara itu sebagai "pembantaian."
Ini adalah rencana bersama antara pemerintah Turki dan pimpinan militer.Mereka menjalankan rencana ini bersama-sama.Ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan."
Penyelidikan penuh
Pemerintah Turki sendiri berjanji melakukan penyelidikan penuh atas serangan udara Rabu (28/12) lalu, dan hasilnya akan diumumkan kepada masyarakat.
Melalui pernyataan perjabat terkait, Pemerintah Turki mengatakan ada kesalahan yang menyebabkan militer mengira 35 orang penyelundup yang menjadi sasaran serangan sebagai anggota kelompok pemberontak Kurdi.
Angkatan bersenjata Turki secara resmi mengirim duka cita kepada keluarga korban yang tewas dalam serangan udara di kawasan perbatasan Irak Rabu malam.
Pernyataan bela sungkawa dimuat di situs militer Turki dan para wartawan mengatakan sangat jarang militer menyampaikan pernyataan semacam ini secara terbuka.
"Jika ada keteledoran atau kesalahan, mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban," kata Wakil Perdana Menteri Bulent Arinc.
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menggambarkan insiden ini sesuatu yang menyedihkan.
Ia mengatakan pesawat-pesawat F-16 mengebom Desa Ortasu di Provinsi Sirnak setelah foto dari pesawat pengintai menunjukkan ada 40 orang mendekati perbatasan dari wilayah Irak.
"Belakangan baru diketahui mereka adalah orang-orang yang menyelundupkan rokok dan solar," kata Erdogan seperti dikutip kantor berita AP.
Biasanya, kata Erdogan, penyelundupan seperti ini dilakukan oleh kelompok yang beranggotakan tiga hingga lima orang.
Ia menambahkan beberapa serangan terhadap pos militer Turki di perbatasan dengan Irak belakangan ini dilakukan oleh gerilyawan yang menyelundupkan senjata dari Irak.
Sekitar 20% penduduk Turki yang berjumlah 74 juta berasal dari etnis Kurdi.
Sebagian besar membaur dengan masyarakat lain namun ada kelompok-kelompok yang merasa terpinggirkan dan menginginkan otonomi di daerah Turki tenggara.
Sumber : BBC Indonesia