Sabtu, 31 Desember 2011

Warga Katolik Kuba peringati arak-arakan patung suci

Warga Katolik Kuba
Ribuan umat Katolik Kuba berbondong-bondong ke kota Havana, untuk memperingati upacara berakhirnya proses arak-arakan selama 16 bulan terhadap patung suci yang diyakini telah melindungi warga Kuba selama ini.

Sekitar 3,000 warga Katolik telah berkumpul di Teluk Havana untuk mengikuti upacara sekaligus menghormati sosok di balik patung yang disebut sebagai Virgin of Charity of Cobre

Patung ini sebelumnya telah diarak keliling Kuba selama 16 bulan.
Di hadapan ribuan warga Katolik yang memadati tempat itu, para pemimpin gereja menyerukan agar semua rakyat Kuba melakukan rekonsiliasi dan meminta percepatan reformasi ekonomi.

Arak-arakan patung suci ini merupakan pertama kalinya digelar semenjak rezim Komunis berkuasa di Kuba pada 1959 lalu.

Rencananya, Paus Benedict XVI akan mengunjungi Kuba pada musim semi mendatang, bertepatan peringatan 400 tahun penemuan patung tersebut, yang menurut legenda ditemukan oleh nelayan di Kuba bagian timur pada 1612, setelah wilayah itu dilanda badai.
Sejumlah legenda menyebutkan, walaupun saat itu badai menerjang, patung itu ditemukan dalam kondisi sepenuhnya kering.

Hubungan menghangat

Pada upacara yang dipadati warga Katolik itu, hadir pula sejumlah politisi senior dan para pemimpin gereja.
Kardinal Jaime Ortega dalam sambutannya mengatakan, Kuba saat ini memerlukan transformasi yang diharapkan berdampak pada ehidupan ekonomi dan sosial warganya.

"Rakyat kami menghargai perdamaian dan kami berdoa sepenuhnya kepada Virgin of Charity of Cobre agar semua warga Kuba dapat melakukan rekonsiliasi," katanya. 
"Bunda, datanglah kembali, saat ombak menghempas perjalanan sejarah kami, sehingga kami gelisah... 

Datanglah bunda, dengan mantelmu, sehingga air bah itu tak menenggelamkan Kuba. Juga kepada warga Kuba yang tinggal di luar," katanya lagi.

Para wartawan yang meliput upacara keagamaan ini menilai, arak-arakan patung suci dan rencana kunjungan Paus ini menunjukkan adanya hubungan yang membaik antara pemerintah dan gereja setelah bertahun-tahun mengalami ketegangan sejak revolusi 1959, yang mengubah negara Katolik itu menjadi Komunis.
Hubungan seperti itu terlihat dari kehadiran para politisi senior, termasuk Wakil Presiden Esteban Lazo dan Menteri Luar Negeri Bruno Rodriguez, pada upcara keagamaan itu -- sebuah peristiwa langkah yang tidak pernah terpikirkan selama bertahun-tahun.

 Sumber : BBC Indonesia

Comments
2 Comments

2 komentar:

kuba yang tidak pernah hilang dengan nama Fidel Kastro dan Che Guevara. menjadi kebanggaan tersendiri melihat rakyat makmur dan jarang ditemukan persoalan internal negaranya.

kepada admin iparpost salam kenal dan senang blog ini.
sukses jiwa kami akan bersama.
Benech

terima kasih ipar.
saya baru tahu ada alamat blog ini....
kami kagum dengan penampilan yang menawan.

OKI

Posting Komentar

Tinggalkan Komentar Anda di Kolom ini.

Berbagi